RARA & BANDUNG (modern)

-Part 1-


Di sebuah perumahan yang elite hiduplah seorang remaja bernama Bandungy  Prakoso. Ia tinggal bersama ibunya. Mereka tak lama pindah ke perumahan itu. Penyebab kepindahan mereka adalah karena ayahnya yang belum lama meninggal. Ayahnya, Pak Pengging meninggal karena sebuah kecelakaan, namun pelaku utama kecelakaan itu masih belum diketahui sampai sekarang.

Suatu hari Bandung bertanya kepada ibunya.

“Ibu, aku merasa kesepian sepeninggal ayah. Semenjak kepergian ayah, tidak ada lagi canda gurau ayah yang selalu menemani kita ketika kita berkumpul semua. Apakah ibu juga merasakan perasaan yang sama dengan ku?” tanya Bandung dengan muka bersedih.

“Anakku, sebenarnya ibu juga merasa kesepian sepeninggal ayahmu. Ibu sangat merindukan ayahmu. Namun, itu semua tidak menjadi masalah lagi bagi ibu selama kamu masih berada di sisi ibu.” Jawab ibu dengan penuh kasih sayang.

“Maafkan Bandung ibu. Bandung tak tahu kalau ibu juga merasakan hal yang sama dengan Bandung. Tak sepantasnya Bandung berbicara itu kepada ibi dan membuat ibu bersedih.”

“Tidak, anakku. Kamu tidak salah. Sudah selayaknya kamu bersedih karena kepergian ayahmu. Namun, ada satu hal yang harus kamu ingat, anakku. Kamu masih punya ibu, ada ibu di sini yang akan selalu menemanimu. Kamu juga masih muda anakku, kamu masih memiliki banyak impian yang harus kamu wujudkan. Jadi, jangan jadikan kepergian ayahmu sebagai akhir dari impianmu. Ayahmu melihatmu dari surga. Ayahmu akan bahagia jika kau juga bahagia dan dapat meraih semua impianmu.” Ibu berusaha menenangkan  Bandung dan memberi motivasi baginya.

“Baiklah ibu. Bandung akan berusaha untuk meraih impian Bandung.”

Ibupun tersenyum dan bahagia melihat Bandung yang kembali bersemangat untuk meraih cita-citanya. “Bandung,  hari sudah larut malam. Sebaiknya kamu segera beristirahat di kamarmu.”

“Baik ibu.” Bandungpun menuruti perkataan ibunya dan kemudian pergi ke kamarnya.

Di kamarnya, Bandung tidak langsung tidur. Ia masih memikirkan kepergian ayahnya. Sambil memainkan rubik kesayangannya, ia berpikir, siapakah orang yang tak bertanggung jawab yang telah menabrak ayahnya. Ia juga berniat untuk mencari tahu sendiri siapa pelakunya, karena polisi telah menutup perkara kecelakaan itu.

*****

part 1 part 2 part 3 part 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar